Selasa, 13 Desember 2011

ASPERGER (Autis Ringan)



Gangguan Asperger adalah cacat perkembangan yang dimulai saat lahir dan memiliki kontinum dari keparahan dalam semua bidang pembangunan. Asperger dianggap sebagai kondisi otak berbasis neurologis. Ini adalah genetik dan bukan "disebabkan" oleh apapun yang orang tua atau pengasuh lakukan atau tidak lakukan. Asperger itu sudah ada dan ditemukan sejak telah sekitar selama manusia telah ada. Beberapa orang sejarah terkenal dengan Asperger diyakini Thomas Edison, Albert Einstein, Mozart, Bill Gates, dll.
Gangguan Asperger berasal dari nama Hans Asperger, seorang dokter spesialis anak asal kota Wina, Austria. Pada tahun 1940, Asperger ialah orang pertama yang menggambarkan pola perilaku khusus pada pasien-pasiennya, terutama pasien laki-laki.
Asperger memperhatikan, meskipun anak laki-laki tersebut memiliki tingkat intelegensia yang normal serta kemampuan bahasa yang baik, namun mereka memiliki kekurangan dalam kemampuan bersosialisasi. Umumnya mereka tidak mampu berkomunikasi secara efektif serta kemampuan koordinasi yang kurang baik.
Sindrom asperger banyak disebut sebagai varian dari autisme yang lebih ringan. Para ahli mengatakan, pada penderita sindrom asperger memiliki kondisi struktural otak secara keseluruhan lebih baik dibandingkan pada penderita autisme.
Menurut Clinical Assistant Professor of Pediatrics Jefferson Medical College Philadelphia, Susan B. Stine, MD karakter dari anak-anak yang mengalami sindrom asperger ialah kurangnya kemampuan berinteraksi sosial, pola bicara yang tidak biasa dan tingkah laku khusus lainnya.
Kemudian, anak-anak dengan sindrom asperger biasanya sangat sulit untuk menampilkan ekspresi di wajahnya serta sulit untuk membaca bahasa tubuh pada orang lain.
Mereka kemungkinan juga merasa nyaman dengan rutinitas tertentu yang harus dilakukan setiap hari serta sensitif terhadap stimulasi sensori tertentu, misalnya mereka akan tertanggu oleh nyala lampu redup yang mungkin tidak diperhatikan oleh orang lain. Bisa saja mereka menutup kuping agar tidak dapat mendengarkan suara di sekitarnya atau mereka mungkin lebih memilih pakaian dari bahan-bahan tertentu saja,” jelas Stine.
Selain itu, tambah Stine, ciri dari anak yang mengalami sindrom asperger adalah terlambatnya kemampuan motorik, ceroboh, minat yang terbatas dan perhatian berlebihan terhadap kegiatan tertentu.
Memang secara keseluruhan anak-anak yang mengalami gangguan sindrom asperger mampu melakukan kegiatan sehari-hari, namun terlihat sebagai pribadi yang kurang bersosialisasi sehingga sering dinilai sebagai pribadi eksentrik oleh orang lain.
Menurut Stine, jika penderita sindrom asperger beranjak dewasa, biasanya mereka akan merasa kesulitan untuk mengungkapkan empati kepada orang lain serta tetap kesulitan untuk berinteraksi dengan orang lain.
Pada ahli mengatakan bahwa penderita sindrom asperger biasanya akan menetap seumur hidup. Namun, gejala tersebut dapat dikurangi dan diperbaiki dalam kurun waktu tertentu terutama deteksi dini sindrom asperger akan sangat membantu,” pungkasnya.

Ciri-ciri Anak-anak Asperger :
1.  Mereka tidak bisa membaca kode-kode atau ekspresi wajah seseorang. Karena ketidakmampuannya itu, anak asperger dijauhi teman-temannya.
2.   Biasanya mereka jadi anak yang antisosial, sulit berinteraksi dengan orang lain
3.   Ketika anak asperger tidak mempunyai teman, lalu tidak tahu harus bersikap bagaimana untuk menghadapi sebuah situasi, dia akan merasa putus asa dan akhirnya depresi

Cara menangani anak yang Asperger.
1.    Temukanlah bakat, hobi, minat, kemampuan, atau keterampilan yang terpendam di dalam diri anak, dan kembangkanlah hingga optimal dan maksimal
2.  Anak asperger biasanya memiliki kecerdasan yang tinggi dan juga memiliki kemapuan berfikir visual yang bagus, maka orangtua akan dengan mudah mengajarkan emosi sosial. Misalnya, mengajarkan bagaimana harus bersikap jika menghadapi situasi tertentu atau melatih memvisualisasikan ide atau pikiran mereka dengan (dibantu) gambar, diagram, simbol, atau analog visual lainnya.
3.  Jangan pernah melukai hati mereka dengan mengejek hasil karya atau kemampuan mereka meski hanya sekali dan jangan pernah memotivasi atau mengapresiasi mereka dengan kata-kata bernada hinaan, cacian, ejekan, atau kata-kata negatif lainnya
4.      Buatlah jadwal belajar (di sekolah/rumah) yang tidak kaku, tetap dan tidak sering diubah-ubah, agar tidak membingungkan anak.
5.      Ajarilah anak untuk mengingat frase tertentu, misalnya untuk membuka percakapan, latihlah mengucapkan, “Apa kabar?” atau, “Selamat pagi!”
6.      Latihlah anak untuk berani bertanya apapun, trmasuk tentang instruksi yang membingungkan agar diulangi dengan sederhana, jelas, dan tertulis.
7.    Ajarilah anak untuk berani mengatakan atau mengakui jika mereka tidak mengetahui jawabannya atau belum memahami sesuatu.
8.    Dianjurkan pula untuk melatih atau membiasakan anak untuk menggambarkan atau menuliskan apa yang telah dilihat, diingat, dialami, atau apa yang diinginkannya.
9.      Menurut dr Hardiono D Pusponegoro, Sp.A(K)
-          Salah satu terapi yang bisa dilakukan adalah dengan mengajak si anak bermain. Stimulasi ini diketahui memperbaiki sinaps dan meningkatkan kadar serotonin.
-          Cara terapi yang paling baik adalah mengajarkan anak bagaimana berinteraksi dengan orang lain. Terapi dalam bentuk peer group akan lebih baik lagi
10.  Menurut R. Kaan Ozbayrak,MD, (Assistant Professor of Psychiatry University of Massachusetts Medical School) orang tua sangat berperan penting dalam memahami anak penderita Asperger.  Kemudian, mereka juga membutuhkan pendidikan yang diperuntukan khusus bagi kebutuhannya. Selain itu, anak memerlukan latihan kemampuan untuk bersosialisasi serta terapi wicara.

0 komentar:

Posting Komentar